Sabtu, 02 April 2011

Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut olehdiafragma.
Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat
menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus olehpleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri daricostae (iga-iga),sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut



1.interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
2.
sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3.
skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4.
interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5.otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong
diafragma ke atas.
6.otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus
bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidakkolaps
atau kempis sehingga aliran udara lancar.



Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah dialveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.

Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan
tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali
dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil
tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan
19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air
raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih
sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan
darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2


Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi pada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami
gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh
bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan
saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang
mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan
nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut
pleura.
f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
A. PNEMONIA BAKTERI
Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah
Klasifikasi :
a.
Berdasarkan luas lesi dapat dibedakan
Bronkopnemonia .
Pnemonia segmental.
Pnemonia lobar.
Pleropnemonia.
b. Berdasarkan mekanisme terjadinya, dibedakan atas :
Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat ("Community
Acquired Pneumonia") Pada umumnya disebabkan oleh kuman gram positip.
Pnemonia yang didapat di Rumah sakit (" Hospital Acquired Pneumonia" /
Nosocomial Pneumonia ) pada umumnya disebabkan oleh kuman gram negatip.
Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun (Immunocompromized
Pneumonia) Pada- umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak
patogen pada tubuh normal

B. Tuberkolosis / TBC,
merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada
dinding alveolus.
C. Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan
tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
4. Pencegahan Penyakit Pada Sistem Pernafasan
1. Asma
Semua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah
jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga
bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.
Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan
penyakit asma, antara lain :
1.Menjaga kesehatan
2.Menjaga kebersihan lingkungan
3.Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
4.Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
2. Kanker Paru-paru
Pengobatan :
a Pembedahan
b Radiasi
c Kemoterap

Jiwa

Asuhan Keperawatan khususnya keperawatan jiwa adalah sebagai berikut :
1.      Psycoanalytical (Freud, Erickson)
a)      Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan prilaku kepada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada masa anak. Setiap fase perkembangan anak mempunyai tugas perkembangan yang harus dicapai. Gejala yang Nampak merupakan simbul dari konflik.
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama (super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa.

b)      Proses terapi
·         Memakan waktu yang lama
·         Menggunakan tekhnik asosiasi bebas dan analisis mimpi : menginterprestasikan perilaku, menggunakan transfer untuk memperbaiki masa lalu, mengidentifikasi area masalah.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat.
Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatik masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.

c)      Peran Pasien dan Terapis
Pasien mengungkapkan semua pikiran dan mimpi, sedangkan terapis disini mengupayakan perkembangan transferens, menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).

d)     Contoh
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intra-psikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa.
Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatik masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.

2.      Interpersonal ( Sullivan, Peplau)
a)      Konsep
Model ini diperkenakan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Paplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sullivan individu memandang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusian yang mencakup proses interpersonal perawat klien dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
·         Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data.
·         Identifikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan perasaan an melaksanakan askep.
·         Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien.
·         Resolusi
Perawat memandirikan klien.
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.

b)      Proses Terapi
a.       Mengeksplorasi proses perkembangan
b.      Mengoreksi pengalaman interpersonal
c.       Reduksi
d.      Mengembangkan hubungan saling percaya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

c)      Peran Pasien dan Terapis
Disini pasien berperan menceritakan ansietas dan perasaan nya sedangkan terapis menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan hubungan dalam suatu pengalaman interpersonal korektif.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.

d)     Contoh
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnyadan juga Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien) dan Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

3.      Social ( Caplan, Szasz)
a)      Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Teori ini mengembangkan pandangan sosial terhadap prilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebebkan ansietas yang akan menimbulkan gejala prilaku menyimpang.
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)

b)      Proses Terapi
a.       Pencegahan primer
b.      Manipulasi lingkungan
c.       Intervensi krisis

c)      Peran Pasien dan Terapis
a.       Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk menyelesikannya.
b.      Terapis :
·         Menggali sistem sosial pasien
·         Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
·         Menciptakan sumber baru
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali sistem sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.

4.      Existensial ( Ellis, Rogers)
Teori ini mengemukakan bahwa penyimpangan prilaku  terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dari lingkungan terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurangnya kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain.
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior). Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok.
Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
a)      Proses terapi
1.      Rational Emotive Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggungjawab terhadap prilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya sebagaimana adanya bukan karena apa yang dilakukan.
2.      Terapi logo
Disisni individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agar individu sadar akan tanggunagjawab.
3.      Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya, dan cara untuk mencapainya. Klien disadarkan akan alternatif yang tersedia.

b)      Peran Pasien Perawat
Disini pasien bertanggungjawab atas prilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajr tentang diri yang sebenarnya. Terapis disini berperan untuk membantu pasien mengenal diri, mengklarifikasi realita dari suatu situasi, mengenal pasien dengan perasaan tulus, dan memperkuas kesadaran diri pasien.

c)      Contoh
Mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
               
5.       Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respon maladaptif saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk.
Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternatif pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.

6.      Model Komunikasi
Disini dijelskan bahwa gangguan prilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan untuk merusak makna, pesan dapat pula disampaikan mungkin tidak selaras.
Proses terapi  yang digunakan adalah memberri umpan balik dan klarifikasi masalah, member penguatan untuk komunikasi yang efektif, member alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif, dan melakukan proses interaksi.
Peran pasien dalam model ini adalah memperhatikan pola komunikasi, bermain peran, bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri, memvalidasi peran dari orang tua. Sedangkan terapis berperan untuk menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.

7.      Model Prilaku (Bandura, Pavlov, Wolve, Skinner)
Dalam teori ini dikatakan bahwa penyimpangan dapt terjadi karena individu telah membentuk kebiasaan prilaku yang tidak diinginkan. Karena prilaku dipelajari , priilaku juga dapat tidak dipelajari. Perilaku menyimpang dapat terus terjadi karena dapat mengurangi ansietas.


Terapi yang dapat diberikan adalah desenlisasi/pengalihan, teknik relaksasi, asertif training, dan memberikan penghargaan. Peran pasien  mempraktikkan tekhnik prilaku yang digunakan melakukan pekerjaan rumah dan latihan penguatan. Pasien membantu mengembangkan hierarki prilaku . Ahli terapi mengajarkan pasien tentang pendekatan prilaku, membantu mengembangkan hierarki errilaku, dan menguatkan prilaku yang diinginkan.

8.       Medica ( Meyer, Kraeplin)
Model yang dikemukakan oleh Meyer, Kraeplin, Spitzer dan Frances mengemukakan bahwa  prilaku disebabkan oleh penyakit biologis. Gejala-gajala ini timbul akibat kombinasi faktor-faktor fisiologis, genetik, lingkungan, dan social. Prilaku menyimpang berhubungan dengan toleransi pasien terhadap stress.
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial. Sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik, farmakologik dan teknik interpersonal.
Diagnosa penyakit didasarkan pada kondisi yang ada dan informasi historis serta pemeriksaan diagnostik. Pengobatan meliputi terapi somatik dan farmakologis selain berbagai teknik interpersonal.
Peran pasien disini mengikuti program terapi yang dianjurkan dan melaporkan efek terapi kepada ahli terapi. Pasien menjalani terapi jangka panjang jika diperlukan. Ahli terapi menggunakan terapi somatik dan terapi interpersonal. Ahli terapi menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan pendekatan terapeutik.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnosa, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.

9.      Model Keperawatan
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem, teori perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik, teori keperawatan.

Fokus pada :
                          i.            Rentang sehat sakit
                        ii.            Teori dasar keperawatan
                      iii.            Tindakan keperawatan
                      iv.            Hasil tindakan
Peran pasien dan terapis, dimana pasien berperan untuk mengemukakan masalah dan terapis memfasilitasi dan membantu menyelesaikan masalah atau konflik yang sedang dihadapi.