Asuhan Keperawatan khususnya keperawatan jiwa adalah sebagai berikut :
1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
a) Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan prilaku kepada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada masa anak. Setiap fase perkembangan anak mempunyai tugas perkembangan yang harus dicapai. Gejala yang Nampak merupakan simbul dari konflik.
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama (super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa.
b) Proses terapi
· Memakan waktu yang lama
· Menggunakan tekhnik asosiasi bebas dan analisis mimpi : menginterprestasikan perilaku, menggunakan transfer untuk memperbaiki masa lalu, mengidentifikasi area masalah.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat.
Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatik masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
c) Peran Pasien dan Terapis
Pasien mengungkapkan semua pikiran dan mimpi, sedangkan terapis disini mengupayakan perkembangan transferens, menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).
d) Contoh
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intra-psikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa.
Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatik masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
2. Interpersonal ( Sullivan, Peplau)
a) Konsep
Model ini diperkenakan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Paplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sullivan individu memandang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusian yang mencakup proses interpersonal perawat klien dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
· Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data.
· Identifikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan perasaan an melaksanakan askep.
· Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien.
· Resolusi
Perawat memandirikan klien.
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
b) Proses Terapi
a. Mengeksplorasi proses perkembangan
b. Mengoreksi pengalaman interpersonal
c. Reduksi
d. Mengembangkan hubungan saling percaya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
c) Peran Pasien dan Terapis
Disini pasien berperan menceritakan ansietas dan perasaan nya sedangkan terapis menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan hubungan dalam suatu pengalaman interpersonal korektif.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.
d) Contoh
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnyadan juga Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien) dan Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
3. Social ( Caplan, Szasz)
a) Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Teori ini mengembangkan pandangan sosial terhadap prilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebebkan ansietas yang akan menimbulkan gejala prilaku menyimpang.
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)
b) Proses Terapi
a. Pencegahan primer
b. Manipulasi lingkungan
c. Intervensi krisis
c) Peran Pasien dan Terapis
a. Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk menyelesikannya.
b. Terapis :
· Menggali sistem sosial pasien
· Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
· Menciptakan sumber baru
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali sistem sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial ( Ellis, Rogers)
Teori ini mengemukakan bahwa penyimpangan prilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dari lingkungan terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurangnya kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain.
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior). Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok.
Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
a) Proses terapi
1. Rational Emotive Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggungjawab terhadap prilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya sebagaimana adanya bukan karena apa yang dilakukan.
2. Terapi logo
Disisni individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agar individu sadar akan tanggunagjawab.
3. Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya, dan cara untuk mencapainya. Klien disadarkan akan alternatif yang tersedia.
b) Peran Pasien Perawat
Disini pasien bertanggungjawab atas prilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajr tentang diri yang sebenarnya. Terapis disini berperan untuk membantu pasien mengenal diri, mengklarifikasi realita dari suatu situasi, mengenal pasien dengan perasaan tulus, dan memperkuas kesadaran diri pasien.
c) Contoh
Mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respon maladaptif saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk.
Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternatif pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.
6. Model Komunikasi
Disini dijelskan bahwa gangguan prilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan untuk merusak makna, pesan dapat pula disampaikan mungkin tidak selaras.
Proses terapi yang digunakan adalah memberri umpan balik dan klarifikasi masalah, member penguatan untuk komunikasi yang efektif, member alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif, dan melakukan proses interaksi.
Peran pasien dalam model ini adalah memperhatikan pola komunikasi, bermain peran, bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri, memvalidasi peran dari orang tua. Sedangkan terapis berperan untuk menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.
7. Model Prilaku (Bandura, Pavlov, Wolve, Skinner)
Dalam teori ini dikatakan bahwa penyimpangan dapt terjadi karena individu telah membentuk kebiasaan prilaku yang tidak diinginkan. Karena prilaku dipelajari , priilaku juga dapat tidak dipelajari. Perilaku menyimpang dapat terus terjadi karena dapat mengurangi ansietas.
Terapi yang dapat diberikan adalah desenlisasi/pengalihan, teknik relaksasi, asertif training, dan memberikan penghargaan. Peran pasien mempraktikkan tekhnik prilaku yang digunakan melakukan pekerjaan rumah dan latihan penguatan. Pasien membantu mengembangkan hierarki prilaku . Ahli terapi mengajarkan pasien tentang pendekatan prilaku, membantu mengembangkan hierarki errilaku, dan menguatkan prilaku yang diinginkan.
8. Medica ( Meyer, Kraeplin)
Model yang dikemukakan oleh Meyer, Kraeplin, Spitzer dan Frances mengemukakan bahwa prilaku disebabkan oleh penyakit biologis. Gejala-gajala ini timbul akibat kombinasi faktor-faktor fisiologis, genetik, lingkungan, dan social. Prilaku menyimpang berhubungan dengan toleransi pasien terhadap stress.
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial. Sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik, farmakologik dan teknik interpersonal.
Diagnosa penyakit didasarkan pada kondisi yang ada dan informasi historis serta pemeriksaan diagnostik. Pengobatan meliputi terapi somatik dan farmakologis selain berbagai teknik interpersonal.
Peran pasien disini mengikuti program terapi yang dianjurkan dan melaporkan efek terapi kepada ahli terapi. Pasien menjalani terapi jangka panjang jika diperlukan. Ahli terapi menggunakan terapi somatik dan terapi interpersonal. Ahli terapi menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan pendekatan terapeutik.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnosa, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
9. Model Keperawatan
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem, teori perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik, teori keperawatan.
Fokus pada :
i. Rentang sehat sakit
ii. Teori dasar keperawatan
iii. Tindakan keperawatan
iv. Hasil tindakan
Peran pasien dan terapis, dimana pasien berperan untuk mengemukakan masalah dan terapis memfasilitasi dan membantu menyelesaikan masalah atau konflik yang sedang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar